Jumat, 23 Januari 2009

tips merawat senar gitar klasik

Senar merupakan salah satu faktor tepenting dari keindahan suara gitar klasik di samping kualitas kayu dan desain gitar itu sendiri (serta tentu saja kemampuan pemainnya). Senar yang jelek maupun usang akan merusak kualitas suara gitar, tak peduli sebagus apa pun gitar maupun teknik si pemain. Berikut ini saya ingin share beberapa fakta tentang senar. Mudah-mudahan bermanfaat.

* Karena itulah senar sebaiknya diganti secara teratur. Seberapa sering? Tergantung pada seberapa sering Anda memainkan gitar. Bila Anda berlatih 3 – 4 jam tiap hari, maka dalam waktu 4 – 5 minggu saja

senar sudah usang. Tapi bila gitar jarang Anda mainkan, maka proses keusangan tentu lebih lambat. Terpaan udara terbuka juga mempercepat usangnya senar. Itu sebabnya, dianjurkan untuk menyimpan gitar dalam case atau sarung saat tidak digunakan.

* Senar yang usang ditandai dengan perubahan warna pada senar bas yang menghitam, tidak cerah lagi. Senar-senar bas kehilangan tone treble-nya. Suara jadi buram hingga pitch atau ketepatan nada tidak
terdengar jelas. Ketepatan nada juga berkurang pada tiap fret (sumbang atau fals). Pada senar treble (senar no. 1, 2, 3), proses menjadi usang lebih lambat daripada senar bas (senar 4, 5, 6).

* Senar no. 4 termasuk paling cepat usang dibanding senar bas lainnya karena ia paling banyak menerima sentuhan jari dibanding senar2 bas lainnya. Ini mengingat karakter kebanyakan komposisi gitar yang
dimainkan dalam nada dasar dengan bas pada senar terbuka (open string): E, A, dan D, mayor maupun minor. Sebagai contoh: bila kita memegang akor lengkap A, Am, E , dan Em, pada posisi I maka senar 4
pasti dipencet. Sebaliknya jika kita memegang akor D atau Dm, maka senar 5 dan 6 tidak dipencet. Dari sini terlihat bahwa senar 4 lebih sering dipencet ketimbang senar 5 dan 6.

* Kondisi ini mendorong sejumlah merek – semisal D’addario maupun Hannabach– memproduksi pula senar-senar bas yang dijual satuan alias ketengan, di samping produk berisi satu set (enam senar). Jadi, kita
bisa membeli senar 4 saja, atau senar 5 saja, sesuai kebutuhan.

* Mengingat pentingnya fungsi senar, maka sebaiknya gunakan senar yang bagus. Sejumlah toko musik di Jakarta dan kota2 besar lain biasanya menyediakan senar-senar nilon. Merek-merek yang banyak dijual meliputi Pyramid, D’addario, Augustine, Aria, Yamaha, Savarez, Martin, dsb. Tidak semuanya berkualitas bagus. Saya sendiri lebih suka memakai D’adario maupun Augustine karena suaranya terbukti bagus. Savarez juga bagus, namun harganya terlalu mahal. Yang menjengkelkan, tak semua merek2 top itu produk asli. Banyak di antaranya yang palsu! Tentu saja yang palsu ini kualitas suaranya jauh lebih buruk daripada yang asli.

* Dari waktu ke waktu, harga senar terus naik. Karena itu, bila memang punya dana cukup, sebaiknya Anda membeli banyak senar sekaligus untuk “tabungan”. Bagi gitaris, senar adalah amunisi yang nilainya tidak akan berkurang. Malah, bila perlu uang tunai, Anda bisa jual pada teman-teman gitaris lainnya!

* Agar aman dari senar palsu, kita bisa saja menitip beli senar pada teman-teman gitaris yang kebetulan mendapat kesempatan bepergian keluar negeri atau beli lewat internet. Cara lain yang lebih praktis adalah memesan lewat perwakilan/agen produsen senar yang ada di Indonesia. Untuk memesan, silakan telpon atau SMS ke 081-913-919-201.

TIPS:
* Menjelang konser, ganti senar Anda dengan yang baru. Idealnya seminggu menjelang hari H. Namun jika Anda biasa berlatih berjam-jam tiap hari, tiga hari sebelum hari H juga oke saja. Gunakan senar gitar yang bagus, bukan senar untuk raket! Jangan buang senar lama, tapi bawa sebagai cadangan saat konser. Bila sampai ada senar putus, gunakan senar lama untuk menggantinya agar tak kelamaan menunggu proses penyesuaian senar terhadap tegangan.

* Kebanyakan merek senar mengeluarkan seri senar dengan tegangan berbeda: soft tension, normal tension, hard tension. Pilih mana?
Sesuaikan dengan kondisi gitar ataupun selera Anda. Tegangan yang lebih tinggi biasanya akan menyebabkan penekanan jari kiri perlu sedikit tambahan tenaga, namun suaranya akan lebih powerful.

* Ketika sedang tampil dan memerlukan tala alternatif (scordatura), jangan langsung kendurkan/kencangkan senar pada not yang diinginkan. Nanti pada saat dimainkan ia akan berubah lagi. Mengatasinya?
Contoh: untuk lagu dengan senar 6 ditala ke not D, jangan kendorkan senar hanya sampai ke not D. Tapi kendorkan sampai ke C, lalu perlahan2 kencangkan putaran senar hingga senar mencapai not D. Cara ini membuat not D lebih stabil, terutama bila kita harus mengubah2 steman di tengah konser. Sebaliknya, untuk menyetem ke not yag lebih tinggi, misal senar 3 hendak kita naikkan dari G ke Gis, stem dulu ke not A, baru pelan-pelan kendurkan ke Gis.

* Leher gitar didesain untuk menahan tegangan senar. Karenanya, saat gitar lama tidak digunakan, cukup kendurkan semua senar hingga satu tone dibawah steman standar. Jangan mengendurkan total, apalagi
mencopot semua senar, karena nanti akan “mengejutkan” leher gitar saat kita memasang senar lagi. Leher bisa bengkok karena dari tidak ada tegangan mendadak diberi tegangan besar.

* Lap senar dengan kain flanel kering seusai kita berlatih.
Kelembapan sisa keringat pada senar dapat mempercepat proses usangnya senar.

0 komentar: